pagi
selalu berisikan dengan pengharapan dan rutinitas. pengharapan dalam sebentuk
doa di subuh hari, kala bulan masih terjaga. pengharapan saat melihat matahari
terbit dengan bulan pucat sisa semalam pada langit pagi kebiruan tepat
diseberangnya. pengharapan dalam setiap hirupan nafas yang terlalu dingin untuk
dihangatkan konka hidung. pengharapan pada bebungaan bougainvillea yang semarak
berhias dalam beberapa tingkat warna merah muda hingga ungu. pengharapan pada
first flush dari pucuk merah yang merona, atau merah terang dari bunga
flamboyan di kejauhan mata memandang.
juga
rutinitas. sarapan pagi dengan porsi sedikit, segelas jus atau teh terlampau
panas. derap air dingin menyentuh kulit tiba-tiba menyengat mata yang masih
terbenam dalam kantuk bekas semalam tidur terlalu larut. bau mint pasta gigi. mengejar bus yang
selalu padat. berkawan dengan macet dan polusi yang terlalu merepotkan untuk
dipikirkan, kembali terlelap lagi sebelum memulai penatnya hari.
siang
berisi percakapan hangat dan makanan. keramaian dan keriuh-rendahan bising saat
mulut tak berhenti berkicau tentang apa saja. tentang dosen, tentang kuliah
genetika yang semakin lama semakin membingungkan, tentang kawan, tentang canda
yang berulangkali diceritakan. suapan nasi campur kuah soto, gado-gado, bekal
makan siang bawa dari rumah dengan jamur kuping yang kelewat pedas tapi
menggiurkan. es teh manis, es jeruk, jus alpukat, air mineral seharga dua ribu
untuk satu setengah liter. kembali rehat dan berdoa. matahari terlampau terik ketika
badan keluar dari laboratorium yang dingin di jalan menuju masjid. air wudhu
berasa karat. pepohonan beringin dan bunga-bunga putih kersen. langit biru
menyilaukan dan semilir angin yang hangat menerpa tubuh yang lelah di beranda
masjid; sebelum kembali larut dalam rutinitas.
sore
hari yang singkat berisi tawa dan pusing, tak lupa semangat menjelang pulang.
tawa. tawa lagi. diskusi hangat penuh manfaat. kadang berisi ekologi makan,
kadang tentang suara, kadang hanya tertawa saja. ada pula rapat yang membuat pusing
atau kelas sore yang terasa makin mumet ketika setiap inci otak sudah
membayangkan rumah yang hangat dan nyaman.
malam
tiba. udara terlalu dingin untuk seseorang yang batuk ketika suhu sore sudah
mulai menurun mencapai malam. doa dan pengharapan–supaya jalan pulang lancar
dan cepat sampai di rumah. lampu jalanan. percakapan berat tentang kami yang
masih belum selesai atau sekadar menyanyikan lagu di jalan pulang. bus yang
kadang terlalu penuh kadang juga terlalu kosong. lebih banyak lampu jalanan dan
angin malam yang dingin sedikit jadi penghiburan dalam penutup penatnya hari.
dan
rumah. kembali pulang. makan malam dalam kesendirian. ibu ayah dan adik sudah
makan pukul tujuh tadi. kamar yang hangat, tumpukan buku-buku. tugas-tugas sisa
siang dan sore tadi. terlampau lelah dan ketiduran mengerjakannya atau justru
terlalu semangat hingga tiba-tiba jadi tidur terlalu larut. lagi, tengah malam.
hanya bulan dan doa yang menemani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar