Minggu, 02 September 2012

Harusnya sih gak dipublikasi. Tapi tiba-tiba kepublikasi. Gimana dong?

Baru aja pulang dari Ulangtahun Iki bareng aCos. Kemudian makan eskrim sama Puspa. Lalu main ke rumah Rifo. Sampe rumah bales e-mail yang panjang sekali dari Hasan dengan balasan yang kurang lebih sama panjang. Dan rangkaian pesan singkat dari Adhita.

Sekarang saya 'gak sendiri' lagi. Now, I can proudly say that they're my friends. :')

Say I'm a melancholy person. Say it. Aloud in front of my face.

I'm tiredly missing them all. Orang-orang yang setiap hari bisa saya temui dengan hanya menoleh dan berjalan beberapa langkah. Sekarang mereka punya battle yang berbeda dari saya. Setiap orang punya arena yang sangat berbeda. Arena ini tidak hanya berupa lahan akademik tapi juga lahan eksplorasi diri sendiri. Area yang...hanya diri mereka sendiri yang tahu bagaimana keadaannya.

Apalagi....sekarang saya kangen Abror. Yang saya gak tahu bagaimana cara ngontaknya padahal dulu nyaris setiap hari kita pulang bareng. Karena IU, Bror. Lagu IU yang ada burung kakaktuanya (eh kakaktua, ya? Parrot deh pokoknya.) itu di mainin berulangkali sama Puspa, di kamar Rifo. Soalnya gak mungkin juga kan saya tiba-tiba kirim pesan isinya hanya 'kangen'. Gengsi. Ih, lucu banget.

“Simple things bring them to mind like a pale blue sky, gentle wind or even a storm cloud on the horizon. You open your heart knowing that there’s a chance it may be broken one day and in opening your heart, you experience a love and joy that you never dreamed possible. You find that being vulnerable is the only way to allow your heart to feel true pleasure that’s so real it scares you. You find strength in knowing you have a true friend and possibly a soul mate who will remain loyal to the end. Life seems completely different, exciting and worthwhile. Your only hope and security is in knowing that they are a part of your life.”

 

Sigh. I'm too attached.
Yeah, just take care wherever you stand, fellas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar