Jumat, 26 Maret 2010

malam

tak sekelam malam

seberkas cahaya bulan yang menembus gelapnya ruang,

dalam lindungan tirai yang memagutnya, membuatnya semakin indah,

seberkas cahaya yang tiap malam menghias di pelupuk mataku,

menghidang di kelopak ku,

dengan warnanya yang berkilau,
berpendar,
keperakan,

membuatku ingin menyentuh,
mengusapnya,

dalam gelap malam dengan bayang sang jendela berteralis,

bunga di ambangnya pun ikut terkena bayangnya,

dalam setiap malam ketika ku mulai mengorek ingatan ku tentang semua masalah ku,

dalam setiap malam dimana aku perlu menangisi sulit dan duka pada dunia,
dimana airmata yang mengalir bak darah yang menetes,

dalam setiap malam yang dalamnya pun aku merasakan bahagia yang merebak, yang mendegup kencang setiap pada debaran jantungku,

bahkan dalam malam dimana aku mulai ingat terhadap-Nya,
dalam malam yang inginku merenggut kasih-Nya,

bahkan dalam malam ini, malam yang suram dan kelam,

hanya seberkas cahaya yang menemaniku,

dalam sayup kelam desau angin yang menarikan tirai itu,

seperti bisu ia meliukkan tangannya padaku, mencoba memelukku dan mengelusku,

hanya dia yang selalu menemaniku,
setia padaku,
pada setiap malamku,
dari mulai ku berbaring hingga ku terbangun,

hingga pada saat ku tak terbangun lagi,
seberkas cahaya pun akan tetap berpadu dalam kelam malam,

mengiris sepi dalam kelam malam,

tetap dalam ruang itu,

mengentaskan rasa tugas yang belumpula tuntas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar